Menurut Psikolog : Orang yang Sering Ketus Sebenarnya Menutupi Ketidak Berdayaannya
Sabtu, 13 Maret 2021 11:06 WIB
Share
Image/Pinterest

POSKOTAJABAR,BANDUNG

Apa suka kesal dengan orang yang bicaranya ketus, suka memerintah, bahkan menyudutkan orang lain?

Melansir laman Klik Dokter, menurut psikolog, orang yang seringkali ketus saat berkomunikasi dengan orang lain, malah biasanya punya karakter asli yang inferior. Inferior berarti bahwa ia merasa tidak berdaya.

Gaya bicara yang ketus ini digunakan sebagai mekanisme pertahanan diri untuk menutupi perasaan kecil dan tidak berdaya tersebut. Sehingga yang ditampilkan ke publik adalah seolah-olah ia adalah orang yang hebat dan tau segalanya.

Hal ini berkaitan dengan pola asuh di masa kecil, seperti sering diabaikan, tidak pernah dipuji, sering disalahkan bahkan dipukul. Bisa juga karena trauma pernah disakiti orang lain. Sehingga yang dulunya ia berbicara santun dan ramah, jadi berlaku ketus.

BACA JUGA : Lari dari Kenyataan Bukan Tindakan Pengecut, Ini Fakta Nya

Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, seseorang yang sering kali ketus ketika berkomunikasi dengan orang lain justru biasanya memiliki karakter asli yang inferior. Inferior itu sendiri adalah merasa tidak berdaya.

“Penggunaan gaya bicara yang sengak atau ketus bisa saja digunakan oleh orang tersebut sebagai mekanisme pertahanan diri untuk menutupi perasaan kecil atau tidak berdayanya itu,” tutur Ikhsan.

Pada akhirnya, dia melanjutkan, yang ditampilkan ke umum adalah seolah-olah dia orang yang hebat dan tahu segalanya.

Ikhsan lalu menambahkan, “Gaya bicaranya sengak dan bossy itu digunakan agar harga dirinya tidak rendah. Pada akhirnya, banyak yang sikapnya tidak baik di mata orang lain. Kondisi ini namanya superiority complex.”

Halaman
1 2
Reporter: Reza
Editor: Editor Admin
Sumber: -
Berita Terpopuler