Walaupun Alami Kenaikan, Prevalensi Stunting Kota Cimahi Masih Memenuhi Standard WHO 

Selasa, 1 Juni 2021 19:55 WIB

Share
Plt Walikota Cimahi Ngatiyana saat menandatangani bersama para pejabat terkait, Deklarasi Pencegahan dan Penanganan Stunting. (foto:Bagdja)
Plt Walikota Cimahi Ngatiyana saat menandatangani bersama para pejabat terkait, Deklarasi Pencegahan dan Penanganan Stunting. (foto:Bagdja)

CIMAHI, POSKOTAJABAR.CO.ID.

Plt Walikota Cimahi, Ngatiyana menyampaikan,  prevalensi stunting Kota Cimahi Tahun 2020 sebesar 10,89%. Terdapat kenaikan angka prevalensi stunting apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2019) yang hanya sebesar 9,07%. Namun demikian, prevalensi stunting di Kota Cimahi ini masih memenuhi standar WHO, yakni berada dibawah 16,50%. 

“Memang ada kenaikan prevalensi stunting pada tahun 2020 kalau dibandingkan dengan 2019. Akan tetapi kenaikannya tidak begitu signifikan masih di tingkat wajar sehingga masih bisa teratasi untuk Kota Cimahi,” kata Ngatiyana seusai  bersama para pejabat terkait, menandatangani Deklarasi Pencegahan dan Penanganan Stunting.

Acara tersebut di motori oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) yang bekerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Cimahi, menggelar Kegiatan Rembuk Stunting Tahun 2021.

Tujuan digelarnya acara tersebut adalah sebagai bagian dari aksi konvergensi percepatan pencegahan stunting di Kota Cimahi.

Terkait masalah kenaikan prevalensi stunting di Kota Cimahi pada tahun 2020 lalu, kata Ngatiyana, salah satunya diakibatkan oleh kondisi pandemi Covid-19 yang membatasi ruang gerak dan kemampuan Pemerintah Kota Cimahi untuk melakukan pemantauan dan penyuluhan kepada masyarakat. 

Meskipun demikian, pihaknya mengklaim upaya penanganan dan pencegahan stunting sejatinya tetap dijalankan oleh jajaran SKPD terkait, yaitu Dinas Kesehatan melalui para petugas puskesmasnya. 

“Di tengah  situasi Covid-19, kita terbatas untuk mengadakan pemantauan atau mendatangi kepada warga atau masyarakat, juga posyandu dan sebagainya. Para petugas kita juga terbatas waktu dan kondisinya karena tidak bisa untuk bersentuhan langsung dengan masyarakat, sehingga berkendala terhadap penanangan stunting yang di kota Cimahi,” tutur Ngatiyana lagi. 

Sejalan dengan itu, melalui rembuk stunting ini, Ngatiyana mengharapkan kerjasama semua pihak untuk membangun komitmen, kebijakan, dan arah strategi percepatan penurunan stunting dalam mendukung terwujudnya masyarakat dengan konsumsi gizi seimbang, percepatan perbaikan gizi, pemenuhan sanitasi dasar dengan menyusun rencana kegiatan dan penganggaran sesuai dengan lokus yang disepakati bersama guna menurunkan prevalensi stunting di Kota Cimahi. 

Ditekankannya, penanganan stunting tidak hanya tugas bidang kesehatan, tetapi juga menjadi tugas semua stakeholders terkait, baik dari sisi penyediaan pangan yang bergizi, kualitas sanitasi, lingkungan bersih, dan beberapa hal lain yang menunjang atau mendukung intervensi pencegahan dan penurunan stunting.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler