Kendala AI dan ML dalam Mitigasi Bencana di Indonesia, Ini Penjelasannya

Kamis, 18 November 2021 05:33 WIB

Share
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Ir. Andiani, M.T. (foto:Ist)
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Ir. Andiani, M.T. (foto:Ist)

BANDUNG, POSKOTAJABAR.CO.ID

Forum Wartawan Jabar bersama komunitas Lingkar Studi Islam dan Filsafat (LSIF GO) gelar zoom meeting bertajuk Artificial Intelligence dalam Mitigasi Bencana, Rabu 17 November 2021, pukul 19.30.

Zoom meeting menghadirkan dua pembicara utama, diantaranya adalah Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Ir. Andiani, M.T, dan Saintis ITB sekaligus kandidat Ph.D dari Dong-A University, Mamad Tamamadin, S.Si.,M.Si.

Di sela-sela diskusi, pemateri memaparkan beberapa keunggulan dan peluang dari Machine Learningn (ML) dan Artificial Intelligence (AI) dalam mitigasi bencana di Indonesia.

Dalam diskusi tersebut, disinggung pula beberapa persoalan yang melingkupi perkembangan teknologi AI dan ML di Indonesia. Salah satunya keterbaruan teknologi AI dan ML di Indonesia yang membuatnya perlu penyesuaian.

"Kami akui AI mitigasi bencana, baru. Di belahan dunia lain juga sama. Masih miss error," ungkap Mamad.  


Kandidat Ph.D dari Dong-A University tersebut menjelaskan terkait masalah yang harus ditangani agar pengembangan ML dan AI dapat optimal. Misalnya, database, maintenance, data, dan lainnya.

"Database yang sudah semakin baik, yang sudah dimaintenance, butuh data asset yang rapi, bukan sekedar data yang masih raw data, butuh data yang rapi," lanjutnya.

Tidak hanya itu, persoalan mitigasi bencana pada gunung berapi pun menjadi masalah krusial di Indonesia. Inilah yang berusaha disampaikan oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Andiani. Meskipun, dia mengakui bahwa pengembangan AI dan ML masih sulit.

"Saat ini masih sulit, untuk dikembangkan, di kantor saya," ungkap Andiani.


Walaupun terdapat kesulitan untuk mengimplementasikan teknologi AI dan ML dan menggunakannya dalam memitigasi bencana, namun itu bukan menjadi alasan untuk berhenti mengembangkannya.

"AI tetap diperlukan," pungkasnya.

Dia juga memaparkan bagaimana usaha pemerintah dalam memitigasi bencana yang diakibatkan gunung berapi, khususnya terkait penerapan teknologi.

"Bagaimana setiap gunung api dipasang seismograf. Setiap gunung api ada pos pengamat dan penjaga, lalu petugas pos membaca data dan melaporkannya kepada kami," katanya.

Tak luput dia ungkapkan beberapa persoalan yang dihadapi pemerintah, khususnya persoalan Sumber Daya Manusia.

"Masalah rekrutmen! Kalau susah rekrut pegawai, alat kita ini siapa yang memotinotornya pengurangan, sdm, dll," lanjutnya.(Aris)

FOTO

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler