Operasi Pasar Minyak Goreng Dinilai Belum Efektif, Ini Kata Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Agus Wahyudin

Kamis, 31 Maret 2022 15:23 WIB

Share
Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, Agus Wahyudin. (foto: Kris)
Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, Agus Wahyudin. (foto: Kris)

TASIKMALAYA, JABAR.POSKOTA.CO.ID - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tasikmalaya, mempertanyakan kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terkait kelangkaan minyak goreng curah di pasaran.

"Selama ini masyarakat kecil sangat terbebani dengan mahalnya kebutuhan pokok, apalagi menjelang bulan suci Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi," ujar Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, Agus Wahyudin, Kamis 31 Maret 2022.

Agus Wahyudin meminta TPID segera melakukan langkah untuk mengatasi permasalahan penting yang selama ini dirasakan langsung oleh masyarakat kecil.

"Kami meminta agar TPID Kota/Kabupaten (Tasikmalaya) yang berada di Priangan Timur harus berupaya melakukan strategi dan berpikir bagi rakyat kecil, karena setiap menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri kebutuhan pokok selalu naik, ada apa?," tuturnya.

Menurut Agus, masyarakat sudah semakin kesulitan mendapat minyak goreng curah sesuai seharga HET Rp14.000 per liter.

"Kelangkaan ini menyebabkan masyarakat harus rela datang dini hari berjubel ikut antrean membeli dengan harga mahal di agen sampai Rp19.000 per liter. Bahkan operasi pasar yang sudah dilakukan kepada para pedagang sebelumnya tak efektif dan tak tepat sasaran," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kota Tasikmalaya, Firmansyah, menilai jumlah distribusi dan penjualan minyak goreng curah yang tak seimbang sebabkan kelangkaan dan harga mahal di wilayahnya.

Akibatnya, antrean pembeli terjadi meski harga jual minyak goreng curah di agen mahal sampai Rp19.000 per liter dan pedagang eceran sampai Rp25.000 per liter.

"Yang menjadi masalah itu adalah distribusi dan penjualan itu tak seimbang. Distribusinya itu terbatas, sehingga seluruh permintaan tak terpenuhi. Akibatnya, ketersediaan menjadi terbatas. Alhasil, pedagang menaikkan harga. Karena mereka tidak menerima kepastian lagi kapan ada distribusi," tutur Firmansyah.

Dia menambahkan, pihaknya sudah mengajukan permintaan stok tambahan ke Kementerian Perdagangan RI untuk mengatasi kelangkaan stok. Namun, sampai sekarang belum ada realisasi dari pemerintah pusat untuk tambahan pengiriman stok minyak curah ke Tasikmalaya.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler