Dua Tahun Tidak Digelar, Gebyar Pesona Budaya Garut Tahun Ini Kembali Dihelat, Ini Penjelasan Kadisparbud Garut

Sabtu, 4 Juni 2022 11:59 WIB

Share
Kepala Disparbud Garut, Budi Gan Gan, memberikan keterangan berkaitan dengan Gebyar Pesona Budaya Garut (GPBG). (foto: Ist./Kris)
Kepala Disparbud Garut, Budi Gan Gan, memberikan keterangan berkaitan dengan Gebyar Pesona Budaya Garut (GPBG). (foto: Ist./Kris)

GARUT, JABAR.POSKOTA.CO.ID - Setelah dua tahun terakhir tidak digelar akibat pandemi Covid-19, Gebyar Pesona Budaya Garut (GPBG) kembali dihelat tahun ini di Kabupaten Garut. Acara dilaksanakan 4 Juni 2022 di Lapangan Otto Iskandar Di Nata, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut.

Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Garut, Budi Gan Gan, di kantornya, Jalan Ciledug, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Sabtu (4/6/2022).

"Alhamdulillah mudah-mudahan tanggal 4 Juni kita akan melaksanakan kegiatan Gebyar Pesona Budaya Garut. Gebyar Pesona Budaya Garut ini adalah kegiatan festival, kegiatan budaya yang sudah dilaksanakan selama hampir 20 tahun. Karena kemarin terpotong oleh pandemi 2 tahun, akhirnya kita bisa melaksanakan kembali jadi sekarang itu yang ke-18," ujar Kadisparbud Garut.

Tahun ini GBPG, menurut Budi Gan Gan, temanya sesuai dengan Hari Jadi Garut (HJG) ke-209, yakni "Garut Waluya Manjing Digjaya", yang selaras dengan semangat menyongsong masa depan yang gemilang.

"Semangatnya itu adalah semangat kebangkitan, kemarin kita sudah sedikit dan sudah banyak mengalahkan pandemi yang kemarin kita (lalui). Jadi sekarang kita gelorakan semangat bahwa orang Garut adalah seorang petarung, masyarakat Jawa Barat, masyarakat Indonesia adalah kita tuh sangat kuat. Oleh karena itu kita buktikan masyarakat Garut semangat untuk memajukan Kabupaten Garut tidak hanya di bidang ekonomi tapi di seluruh bidang kehidupan harus kita maju," ucapnya.

Budi Gan Gan memaparkan gebyar budaya ke-18 ini berkonsep seperti festival, dengan sasarannya adalah terjadinya spending money, karena dalam kegiatan tersebut disediakan juga tenda untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menenangah (UMKM) yang ada di Kabupaten Garut.

"Salah satunya yang menjadi indikatornya itu adalah berapa jumlah pelaku usaha yang terlibat di dalam kegiatan festival ini, terus yang kedua berapa target jumlah pengunjung yang akan (datang) dalam kegiatan ini, yang ketiga adalah berapa spending money yang beredar pada saat festival ini berjalan, itu yang menjadi target kita," katanya.

Guna menyukseskan acara ini, tutur Kadisparbud Garut, pihaknya juga melibatkan pihak lain, salah satunya juga Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Garut, karena menurutnya gebyar pesona budaya ini merupakan kegiatan milik semua pihak.

"Walaupun pada intinya kita tidak bisa semuanya terlibat, karena dengan keterbatasan anggaran, keterbatasan waktu, dan sebagainya, jadi mudah-mudahan di tahun 2023 kita bisa besar lagi seperti tahun-tahun sebelumnya," lanjutnya.

Dalam acara yang biasanya menjadi agenda tahunan Disparbud Garut ini, akan ada beberapa penampilan yang tersaji, mulai dari pergelaran tari kreasi hingga prosesi seni budaya "Garut Waluya Manjing Digjaya" yang melibatkan 100 penari dari siswa dan mahasiswa yang ada di Kabupaten Garut.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler