Jurnalis Perlu Memperkuat Pengetahuan Soal Mitigasi Bencana Saat Peliputan, Ini Tujuannya

Rabu, 10 Agustus 2022 19:28 WIB

Share
Puluhan peserta mengikuti Workshop Jurnalis Sadar Risiko Bencana di Garut. (foto: Kris)
Puluhan peserta mengikuti Workshop Jurnalis Sadar Risiko Bencana di Garut. (foto: Kris)

GARUT, JABAR.POSKOTA.CO.ID - Wakil Bupati Garut Helmi Budiman berharap para jurnalis yang bertugas dalam pencarian berita ketika terjadi bencana bisa memperkuat pengetahuan soal mitigasi bencana sebagai bekal dalam peliputan.

Hal itu diungkapkannya ketika menghadiri acara Workshop Jurnalis Sadar Risiko Bencana yang digagas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Barat berkolaborasi dengan Jabar Quick Response (JQR), di Ballroom Hotel Harmoni, Jalan Cipanas Baru, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Rabu (10/8/2022).

"Ya harapan saya adanya workshop ini tadi memperkuat mitigasi, kemudian juga memperkuat keahlian daripada jurnalis, khusus mungkin ada hal-hal khusus yang terkait dengan bencana, jangan sampai gitu ya seperti itu," harapnya.

Wabup Garut mengapresiasi pelaksanaan workshop yang diikuti oleh kurang lebih 100 jurnalis. Ia mengatakan dalam hal mitigasi bencana ini menyangkut dua hal yakni berkaitan dengan fisik dan non fisik.

"Non fisik itu SDM, jadi memang sumber daya manusia kita harus siap, masyarakatnya harus siap, termasuk seluruh elemen yang ada di Kabupaten Garut juga harus siap bahwa kita ini adalah daerah bencana," ujarnya.

Wabup Garut juga juga berterimakasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat karena penyelenggaraan workshop ini digelar di Kabupaten Garut. "Hal ini merupakan suatu penghormatan," ucap wabup.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, yang hadir dalam acara itu, menuturkan kegiatan ini merupakan wujud kolaborasi antara pemerintah, JQR, dan awak media dalam rangka tanggap terhadap bencana. Terlebih, imbuh Uu, pihaknya mempunyai program sebagai provinsi yang tanggap bencana.

"Nah kolaborasi ini diharapkan informasi yang sampai kepada kami dari masyarakat akurat, karena dilaporkan oleh mereka-mereka yang memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan berita, termasuk informasi-informasi tentang bencana kepada masyarakat pun ulah ditambah-tambah dan ulah dikurangan, sehingga akurat yang ada," tutur Uu.

Ia menerangkan melalui workshop ini para jurnalis dibekali materi bagaimana cara meliput di daerah bencana, sehingga diharapkan jangan sampai ketika para jurnalis sedang mencari berita ataupun memburu berita, keselamatan pribadinya tidak diperhitungkan.

"Nah jadi harus tetap berita didapat tapi selamat, keselamatan ada berita juga ada, seperti yang diharapkan oleh kita semua," terangnya.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler