Pemkab Garut Segera Resmikan Program Simpanan Pelajar (Simpel), Ini Tujuannya

Sabtu, 27 Agustus 2022 23:13 WIB

Share
Pelaksanaan rapat evaluasi program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), di Ruang Rapat Wakil Bupati Garut, Jalan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut. (Humas Setda)
Pelaksanaan rapat evaluasi program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), di Ruang Rapat Wakil Bupati Garut, Jalan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut. (Humas Setda)

GARUT, JABAR.POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut rencananya akan meresmikan Program Simpanan Pelajar (Simpel) pada 5 September 2022 nanti. Hal ini bertujuan agar manfaat dari program ini bisa lebih banyak diketahui.

"Launching akan dilaksanakan pada tanggal 5 September nanti, kita undang dari perbankan, OJK, guru dan anak-anak didik sekolah," ungkap Asisten Daerah (Asda) 2 Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Teti Sarifeni, Jumat (26/8/2022).

Menurut Teti Syarifeni, pemilik tabungan Simpel ini sudah melebihi target di Tahun 2022 yakni sebanyak 7.800 nasabah. "Kalau secara detailnya kami belum mendapatkan data yang riil, tapi ada sekitar 20 ribu, tadi ada 13 ribu ada lebih, jadi luar biasa antusias masyarakat," ujar Teti.

Disebutkan, kegiatan launching ini juga menghadirkan perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pihak perbankan dan beberapa perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Garut. "Selain membahas tabungan Simpel, kita akan membahas pula program menolak rentenir, dan sosialisasi terkait Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) bagi peternak dan petani," katanya.

Pihaknya bersama tim OJK selaku bagian dari TPAKD akan mendorong serta mencari solusi agar para petani maupun peternak bisa memanfaatkan program Jasindo. Terlebih, imbuh Teti, program ini menguntungkan karena dibantu oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

"80 persen itu oleh APBN, 20 persen oleh petaninya, kan sangat menguntungkan sebetulnya kalau dinilaikan dengan uang, petani itu hanya 40 ribu, tapi dicover APBNnya 160 ribu, itu bisa diklaim juga kalau ternak sapinya mati itu (bisa) diklaim, sakit atau apa (bisa) diklaim," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Industri Keuangan Non Bank dan Pasar Modal Kantor OJK Tasikmalaya, Dendy Juandi, memaparkan, dalam melawan rentenir, pihaknya akan mendorong masyarakat untuk memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR), karena program tersebut memiliki bunga yang jauh lebih rendah dibanding dengan pinjaman dari rentenir.

"Tadi untuk melawan rentenir juga ada Kredit Usaha Rakyat, yang dari BRI, BNI dan BJB itu bunganya lebih rendah dibanding bunga biasa. Jadi daripada masyarakat ke rentenir mahal lebih baik ke KUR, dan inipun kami meminta perbankan agar proses kreditnya lebih ringkas, lebih cepat, biar masyarakat bisa lebih mudah untuk akses," papar Dendy.

Ia menjelaskan tujuan dari adanya TPAKD ini untuk mencapai target inklusi 90 persen di tahun 2024, yang di tahun 2019 lalu angkanya masih sekitar 74 persen.

"Jadi inklusi itu, masyarakat yang punya akses ke keuangan, jadi agar lebih meningkat itu kita adakan edukasi. Termasuk kita mengajak ke siswa dari sejak dini sudah diajarkan menabung, biar nanti masyarakat juga melek dan punya akses. Jadi akses keuangan bagi masyarakat itu lebih gampang dan lebih cepat. Tidak hanya untuk siswa, tadi kan yang terkait soal rentenir juga akses ke perbankan untuk pinjam uang juga lebih gampang ke perbankan," ujarnya. (Kris)***

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar
Berita Terpopuler