Mubahalah adalah memohon kutukan kepada Allah untuk dijatuhkan kepada orang yang salah atau dusta, sebagai bukti kebenaran salah satu pihak.
"Kapolda Metro Jaya yang mengumumkan, tidak mengakui membunuh anak kami. Karenanya untuk mengetahui mana yang benar, siapa yang salah, saya mengajak secara syariat Islam untuk bermubahalah," ucap Syuhada, salah satu orang tua, Senin (21/12/2020).
BACA JUGA: Polsek Cipondoh Mengungkap Rumah yang Dijadikan Gudang Penyimpanan Obat Terlarang
Ia pun menyerahkan segalanya kepada Allah SWT. Kalau anaknya bersalah, maka ia dan keluarga akan dilaknat beserta keturunannya. Apabila mereka yang salah, mereka yang dzalim, maka akan dilaknat Allah SWT beserta keturunannya. "Jadi, silakan kita buktikan itu," tegasnya.
Bukan tidak ada maksud Syuhada menantang Kapolda melakukan mubahalah. Ia meyakini bahwa putranya tidak pernah memiliki senjata api (senpi) untuk menyerang polisi. Syuhada mengaku semakin terpukul, saat mendapati anaknya tewas dan dituduh telah membawa senpi untuk menyerang polisi.
"Ini yang membuat kami terpukul, ketika mendapat kabar seperti itu," papar Syuhada, dengan nada bergetar.
BACA JUGA: Komnas HAM Akan Cek Mobil Polisi dan FPI Sekaligus Periksa Senpi
Ia berharap ada keadilan didapat dan akan kooperatif untuk memberikan data maupun keterangan kepada Komnas HAM.
Seperti diketahui, enam anggota FPI tewas di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek saat mengawal Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab. Polda Metro Jaya mengaku terpaksa menembak keenamnya, lantaran mencoba melawan polisi dan menghalang-halangi kerja polisi. (deny/ys)